Penyebab Kematian Ibu

Kematian ibu melahirkan di negara kita termasuk nomer tinggi di bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Keadaan yang memang harus menjadi perhatian pemerintah dan juga kita sendiri sebagai warga negara untuk turut andil dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) ini yang tentunya juga berkaitan erat dengan pengetahuan masyarakat sendiri dan juga pelayanan serta fasilitas kesehatan yang tersedia di masyarakat.

Pengertian angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau dalam masa kehamilan atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.

Sedangkan pengertian angka kematian ibu (maternal death) menurut WHO adalah adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.

Kematian ibu hamil ini berkaitan langsung pula dengan angka kematian bayi (AKB). Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia tinggi karena persalinan masih banyak dilakukan di rumah dan usia ibu melahirkan yang terlalu muda.

Penyebab Angka Kematian Ibu

Angka kematian ibu adalah bisa digunakan untuk menggambarkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh beberapa keadaan sebagai berikut :
  • Keadaan sosial ekonomi dan kesehatan menjelang kehamilan.
  • Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan proses kelahiran.
  • Tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetrik.
Untuk penyebab kematian ibu hamil dalam masa kehamilan dan juga proses persalinan sampai dengan beberapa hari setelah melahirkan disebabkan dua faktor yaitu faktor penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung ini berhubungan dengan dengan komplikasi obstetrik selama masa kehamilan, persalinan dan masa nifas (post-partum). Sedangkan faktor tidak langsung berhubungan dengan penyakit yang telah diderita ibu, atau penyakit yang timbul selama masa kehamilan dan masuk dalam kategori resiko tinggi kehamilan dan tidak ada kaitannya dengan penyebab langsung obstretik. Penyakit tersebut diperberat oleh efek fisiologik dari kehamilan itu sendiri.

Penyebab kematian ibu di Indonesia terbagi menjadi 5 yang diambil sample dari RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta yang dikaji oleh tim kinerja IGD RSCM bagian Obstetri-Ginekologi yaitu :
  1. Perdarahan. Perdarahan post partum dan masa nifas menjadi penyumbang no 1 penyumbang meningkatnya angka kematian ibu ini dengan 20-50 persen kematian disebabkan karena adanya perdarahan yang tidak terkontrol.
  2. Eklamsia. Tanda-tanda eklamsia harus pula diketahui untuk mencegah kematian ibu pula. Bagi sahabat yang ingin mengetahui secara lengkap mengenai eklamsia bisa membacanya di artikel berikut : eklamsia dan preeklamsia.
  3. Sepsis. Pengertian sepsis terutama sepsis karena kehamilan (sepsis maternal) adalah infeksi bakteri yang parah yang terjadi di uterus (rahim) dan terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Bakteri penyebab utama penyakit ini adalah Group A Streptococcus (GAS).
  4. Infeksi. Proses infeksi ini masuk dalam penyebab tidak langsung penyebab kematian. Infeksi ini biasanya berupa malaria, tuberkulosis dan hepatitis.
  5. Gagal Paru. Gagal paru merupakan kegagalan pernapasan akut yang berisiko tinggi menimbulkan kematian. Penyebabnya karena embolisme paru (pulmonary embolism) yang terjadi setelah proses persalinan.
Angka kematian ibu di Indonesia menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) mencapai 307 dari 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2007 jumlahnya menurun menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan (Kemenkes) masih dituntut bekerja keras menurunkannya hingga tercapai target Millennium Development Goal (MDG) 5, menurunkan AKI menjadi 102 dari 100.000 pada tahun 2015.

Semoga harapan itu bisa tercapai demi meningkatnya kesehatan ibu hamil dan juga kesehatan anak. Karena kesehatan adalah salah satu dari sekian banyaknya nikmat yang dianugerahkan-Nya khususnya nikmat sehat dari Allah Ta'ala yang wajib kita syukuri dan pelihara.

10 comments:

  1. gagal paru bisa terjadi juga pasca persalinan ya Mas. wah, bener juga sih ya kalo ibu bersalin harus dikondisikan di dokter. pada saat yang seperti itu diselesaikan di rumah, pasti hanya menjadi masalah saja pada akhirnya.

    ReplyDelete
  2. wah berarti setelah proses persalinan juga harus tetap waspada ya sob, trimakasih info yang sangat bermanfaat ini:}

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali sahabat, terutama resiko untuk perdarahan pasca persalinan harus menjadi perhatian pula

      Delete
  3. Bakal-bakal ibu perlu mengambil langkah2 yg perlu supaya tidak terjadinya mati ketika hamil, sedang hamil atau saat kelahir dan selepas kelahiran. Garis panduan di atas boleh diamalkan utk ibu2 disamping sokongan drp suami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali sahabat...hal-hal diatas harus bisa menjadi perhatian kita semua agar angka kematian ibu hamil dan pasca melahirkan bisa diturunkan

      Delete
  4. Hai mas,
    Mengerikan juga bila dengar berita ibu meninggal ketika hamil ni, betul kata sensasi, kena ambil langkah-langkah awal untuk mengelakkan kejadian ini terjadi. Moga kita dijauhkan dengan bencana sebegini. amin

    ReplyDelete
  5. kesian pada ibu yang meninggal ketika hamil.. apalagi jika itu anak pertama bagi pasangan suami isteri itu.. harapnya agar si suami akan terus bersabar dan redha dengan ujian yang ditimpa kepadanya..

    ReplyDelete
  6. mudahan pemerintah indonesia mencapai sasarannya utk mengurangkan kadar kematian. besar pengorbanan dan ganjaran dr Allah untuk ibu2 bersalin sehinggakan, jika meninggal dlm masa 40hari dikira mati syahid.

    ReplyDelete
  7. berarti saat kehamilan dan kelahiran,sebaiknya ditangani dokter ya sob.tapi kadang masyarakat kita masih juga ada yg mengamalkan dukun beranak.
    ga ada salahnya sih usaha,namun alangkah baiknya ditangani dokter.

    ReplyDelete