Berdoa Untuk Kebaikan Anak-Anak

Doa agar anak menjadi sholeh sholehah sukses dunia akherat menjadi anak yang cerdas tidak nakal tentunya adalah merupakan doa selalu dipanjatkan oleh para orang tua kepada putra-putrinya. Jika orang tua ingin anaknya menjadi sholeh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa orang tua adalah doa yang mudah diijabahi dan dikabulkan Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya :
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal dan shaleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (Qs.al-Kahfi: 46)

Anak adalah asset orangtua, sehingga harus diperlakukan dan dipersiapkan masa depannya dengan sebaik mungkin. Orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, termasuk mendoakan anak supaya sukses.

Berdoa Untuk Kebaikan Anak-Anak

Manfaat Tujuan Berdoa


Manfaat hikmah dan tujuan dari berdoa dan berdzikir dalam Islam adalah sangat besar maknanya. Hal ini karena dalam agama Islam dikatakan dalam sebuah hadist yang artinya :"Doa itu adalah otak ibadah". (HR. Bukhari).

Otak adalah sarinya, intinya, dan yang paling berarti dari sesuatu itu (ibadah).

Manfaat dan pentingnya doa di dalam Islam karena di dalam untaian kata doa adalah menjadi bagian penting dalam setiap usaha manusia. Berdoa berarti mengetahui bahwa Allahlah yang menentukan segala usahanya. Doa bisa diartikan sebagai satu permohonan dan pujian dalam bentuk ucapan dari hamba yang rendah kedudukannya pada Rabb Yang Maha Tinggi.

Orang yang tidak mau berdoa kepada Allah bisa dikatakan orang yang takabur (sombong) karena tidak menempatkan Allah sebagai penentu segalanya (QS al-Mu’min [40]: 60). Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT sangat murka kepada orang yang tidak mau berdoa kepada-Nya,” (HR Ibnu Majah).

Ayat Al Quran telah mengisyaratkan bahwa doa merupakan ibadah. Dan inilah yang dinamakan dengan Nilai Eksistensi Sebuah Doa Karenanya, Allah perintahkan manusia untuk berdoa kepada-Nya dan menyebutkan orang-orang yang tidak beribadah (berdoa) adalah orang-orang yang menyombongkan diri di hadapan Allah.

Doa Orang Tua Pada Anak


Tak dapat dipungkiri bahwasannya kesuksesan keberhasilan yang diraih oleh seseorang tak lepas dari doa orang tua. Ya, doa orang tua adalah doa yang paling manjur, karena doa orang tua untuk anaknya adalah yang paling didengar oleh Allah dan akan selalu diijabah oleh Allah SWT, entah itu doa yang baik maupun yang buruk.

Anak yang shalih adalah buah hati dambaan orang tua dan harapan umat. Anak shalih adalah sosok anak yang berbakti kepada orang tuanya dan memberi manfaat kepada umatnya. Memiliki anak sholeh shalihah merupakan anugerah istimewa dari Allah Ta’ala yang tidak bisa ditukar dengan harta dunia.

Di antara keberkahan kebaikan keutamaan anak shalih adalah doa yang dipanjatkan olehnya untuk kebaikan kedua orang tua.

Untuk mendidik seorang anak agar menjadi anak yang shalih bukanlah pekerjaan yang ringan. Dibutuhkan pengorbanan, baik harta, tenaga, pikiran, dan bahkan doa. Berkaitan dengan doa memohon kepada Allah Ta’ala agar dianugerahi anak yang shalih.

Berikut beberapa doa memohon kepada Allah untuk kebaikan anak-anak dari Al-Qur'an Dan Hadist antara lain adalah sebagai berikut :
"Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.' (QS. Al Furqan: 74).
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku." (QS. Ibrahim: 40)

Dan Allah Ta’ala menceritakan tentang istri Imran tatkala melahirkan anaknya yang bernama Maryam,
"Dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk.” (Ali Imran: 37)
Dan di dalam shahihain disebutkan bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berdoa untuk perlindungan Hasan dan Husain, beliau membaca doa berikut ini :
“Aku berlindung kepada Allah untukmu berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari segala setan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat. (HR Bukhari , Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi ).

Doa Orang Tua Pada Anak

Jangan Mendoakan Keburukan Kejelekan Pada Anak


Mendoakan anak-anak bisa berupa doa yang baik dan juga sebaliknya doa yang jelek pada anak. Sebenarnya doa yang dimaksudkan di sini mencakup doa baik dan buruk dari orang tua pada anaknya.

Jika orang tua mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Sehingga orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anak.

Maka sungguh amat bahaya jika keluar dari lisan orang tua doa jelek pada anaknya sendiri karena doa seperti itu bisa terkabul sebagaimana kisah Juraij yang terkenal. Yang terbaik, hendaklah orang tua mendoakan anaknya dalam kebaikan dan semoga anaknya menjadi sholeh serta berada di jalan yang lurus.

Ketika marah karena kenakalan anaknya, hendaklah amarah tersebut ditahan. Ingatlah sekali lagi bahwa di saat marah lalu keluar doa jelek dari lisan ortu, maka bisa jadi doa jelek itu terwujud.

Maka doakanlah agar hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala tercurah kepada anak-anak dan janganlah berdoa kutukan untuk mereka, yang ini sering dilakukan oleh kebanyakan para ibu dan sebagian bapak yang mengutuk anak-anak mereka manakala sedang emosi.

Hal ini telah diperingatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui lisan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah sabdanya:
"Jangan kalian berdoa kejelekan untuk diri kalian, dan jangan berdoa kejelekan untuk anak-anak kalian, dan jangan berdoa kejelekan untuk harta benda kalian, karena tidaklah kalian bertemu dengan waktu yang mustajab (bila minta kepada Allah pasti akan dikabulkan) melainkan Allah mengabulkan doa kalian." (HR. Bukhari dan Muslim )

Abu Dawud meriwayatkan bahwa Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, yang artinya :
“Janganlah kalian mendoakan kecelakaan atas diri kalian, jangan kalian mendoakan kecelakaan atas anak-anak kalian, jangan kalian mendoakan kecelakaan atas pembantu-pembantu kalian dan jangan kalian mendoakan kecelakaan atas harta benda kalian…

Imam al-Ghazali menceritakan bahwa seorang laki-laki pernah datang kepada Abdullah bin Mubarak mengadu tentang kedurhakaan anaknya. Abdullah bin Mubarak berkata kepadanya, “apakah engkau pernah mendoakaan kecelakan atasnya ? “ Orang itu menjawab, “Benar, pernah “. Abdullah bin Mubarak berkata,”Engkau telah merusaknya !”

Wahai para orang tua yang budiman, jangan Anda menjadi penyebab kerusakan anakmu dengan mendoakan kecelakaan atasnya, sekalipun pada suatu hari ia tidak mematuhimu dan tidak memenuhi panggilanmu.

Jadilah orang yang berlapang dada seperti Nabi Ya’qub ‘Alaissalam ketika ia berkata kepada putra-putranya “ Aku akan memohonkan ampun unutk kalian kepada Tuhanku.. (Qs. Yusuf : 98).

Ambil contoh teladan yang baik pada diri Rasulullah sebab beliau sangat gemar mendoakan anak-anak, bahkan hingga pada waktu bepergian.

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata di penghujung bepergian ,
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung denganMu dari kesukaran perjalanan, kelelahan pemandangan, dan keburukan perubahan pada harta, keluarga dan anak".

Banyak penjelasan yang menceritakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendoakan anak-anak kecil. Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah mendekapku ke dadanya dan berkata, “Ya Allah, ajarkanlah kepadanya hikmah “, dan dalam riwayat lain “Ajarkankah kepadanya al-Qur’an “.

Semoga Allah memperkenankan doa kita sebagai orang tua yang berisi kebaikan kepada anak-anak kita. Semoga anak-anak kita berada dalam kebaikan dan terus berada dalam bimbingan Allah di jalan yang lurus.

Jika kita sebagai anak, janganlah sampai durhaka pada orang tua. Banyak-banyaklah berbuat baik pada mereka, sehingga kita pun akan didoakan oleh bapak dan ibu kita.

Fidyah Qadha Ibu Hamil Dan Menyusui Yang Tidak Berpuasa Ramadhan

Ketika ibu hamil dan ibu menyusui tidak berpuasa Ramadhan karena halangan apakah harus membayar fidyah atau pun harus mengqadha puasa ramadhan sebanyak lamanya hari di bulan Ramadhan yang tidak dikerjakan.

Tentunya hal ini adalah merupakan bagian pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh para ibu-ibu hamil dan juga para ibu yang sedang menyusui ketika kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan bersamaan waktunya.

Para ulama telah berselisih pendapat dalam hal dan juga tentang permasalahan persoalan mengenai: "Apakah wanita hamil dan menyusui jika meninggalkan puasa karena udzur, harus mengqodlo atau cukup membayar fidyah saja?"

Ibu hamil dan menyusui adalah dua macam ‘udzur dibolehkannya meninggalkan puasa. Namun, dia diwajibkan menggantinya. Ini adalah kesepakatan (ittifaq) para fuqaha (ahli fiqih) sejak dahulu hingga hari ini.

Jika dia memiliki daya tahan tubuh yang kuat, dan tidak khawatir terhadap kesehatan dirinya dan janinnya, maka dia boleh memilih, Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil atau tidak berpuasa. Keduanya dibenarkan, namun puasa lebih afdhal, karena tubuhnya kuat tadi.

Fidyah Qadha Ibu Hamil Dan Menyusui Yang Tidak Berpuasa Ramadhan

Qadha Puasa Ramadhan


Qadha adalah merupakan mengganti puasa di hari selain Ramadhan karena dia masih mampu untuk berpuasa di hari lain tersebut. Hal ini seperti diumpamakan seperti halnya orang yang boleh tidak berpuasa di bulan Ramadhan.

Seperti halnya orang musafir, orang sakit yang masih punya harapan sembuh, hamil dan menyusui, pekerja keras, orang yang perang, dipaksa/diancam untuk tidak puasa. Baca lebih lanjut dalam informasi berikut ini : Orang Yang Boleh Tidak Berpuasa.

Berhubung tidak ada nash sharih (yang jelas) dalam masalah ini maka banyak perbedaan pendapat soal apakah wanita hamil (menyusui) saat tidak berpuasa wajib meng-qadha atau membayar fidyah atau keduanya qadha dan fidyah.

Firman Allah subhanahu wa ta’ala,

"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (QS Al Baqarah 184)

Berikut pendapat ulama terkait dengan persoalan qadha dan fidyah ibu hamil dan ibu menyusui.

Pendapat yang pertama adalah bahwa wajib QADHA bagi wanita hamil atau menyusui. Dasar pendapatnya adalah meng-qiyas-kan wanita hamil atau menyusui dengan orang sakit.

Orang sakit boleh tidak puasa dan harus meng-qadha (mengganti) di hari lain sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah 184 di atas (barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain).

Membayar Fidyah


Yang dimaksud dengan pengertian definisi fidyah adalah mengganti puasa bagi orang yang sudah tidak mampu lagi berpuasa dengan memberikan makanan pokok yang mengenyangkan kepada orang miskin, sebanyak jumlah hari yang dia tinggalkan.

Dalam hal ini dicontohkan seperti halnya sakit menahun yang tipis kemungkinan sembuh, orang yang sangat tua, orang yang selalu bergelut dengan pekerja keras tiap hari. Menurut Ibnu Abbas dan Ibnu Umar, ibu hamil dan menyusui termasuk golongan ini.

Membayar Fidyah Ibu Hamil Dan Menyusui

Jadi terkait dengan hal tersebut pendapat kedua adalah bahwa wajib FIDYAH bagi wanita hamil dan menyusui. Dasar pendapatnya adalah orang tua lanjut usia, wanita hamil dan menyusui adalah termasuk golongan orang-orang yang berat menjalankannya sehingga wajib membayar fidyah sebagaimana disebutkan diatas.

Dan didalam surat Al Baqarah 184 di atas (wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah). Serta Ibnu Abbas, ia berkata: "fidyah tersebut ditetapkan bagi orang yang hamil dan yang menyusui" (HR Abu Daud).

Berikut ini beberapa hukum membayar fidyah atau mengqada puasa ramadhan bagi ibu hamil dan menyusui seperti informasi yang dilansir dari website dakwatuna.com dengan judul pemberitaan "Ibu Hamil dan Menyusui Berhalangan Puasa, Fidyah atau Qadha?"

khusus ibu hamil dan menyusui, jika kita melihat keseluruhan pandangan ulama yang ada, bisa kita ringkas seperti yang dikatakan Imam Ibnu Katsir bahwa ada empat pandangan/pendapat ulama terkait dengan fidyah dan qadha antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Kelompok ulama yang mewajibkan qadha dan fidyah sekaligus. Ini adalah pandangan Imam Ahmad dan Imam asy-Syafi’i. Dilakukan jika Si Ibu mengkhawatiri keselamatan janin atau bayinya.
  2. Kelompok ulama yang mewajibkan fidyah saja, tanpa qadha. Inilah pandangan beberapa sahabat Nabi, seperti Abdullah bin ‘Abbas, dan Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma. Dari kalangan tabi’in (murid-murid para sahabat) adalah Said bin Jubeir,[2] Mujahid, dan lainnya. Kalangan tabi’ut tabi’in (murid para tabi’in) seperti al-Qasim bin Muhammad dan Ibrahim an-Nakha’i. Imam Daruquthni meriwayatkan dengan sanad yang shahih, Ibnu ‘Abbas pernah berkata kepada hamba sahayanya yang sedang hamil, “Kau sama dengan orang yang sulit berpuasa, maka bayarlah fidyah dan tidak usah qadha.” Nafi’ bercerita bahwa Ibnu Umar ditanya tentang wanita hamil yang khawatir keselamatan anaknya kalau ia berpuasa. Dia menjawab, “Hendaknya dia berbuka. Sebagai gantinya, hendaklah dia memberi makanan kepada seorang miskin sebanyak satu mud gandum.” (Riwayat Malik )
  3. Kelompok ulama yang mewajibkan qadha saja, tanpa fidyah. Inilah pendapat jumhur (mayoritas) ulama. Seperti madzhab Hanafi, Abu Ubaid, dan Abu Tsaur. Sedangkan Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hambal ikut pendapat ini, jika sebabnya karena mengkhawatiri keselamatan Si Ibu, atau keselamatan Ibu dan janin (bayi) sekaligus.
  4. Kelompok ulama yang mengatakan tidak qadha, tidak pula fidyah.
Dalam kitab Taisiru Fiqh (Fiqhus Siyam) memberikan jalan keluar dan kompromi yang bagus terkait dengan permasalahan semacam ini. Beliau Al-‘Allamah Syaikh Yusuf al-Qaradhawy hafizhahullah berkata :
  • Banyak ibu-ibu hamil bertepatan bulan Ramadhan, merupakan rahmat dari Allah bagi mereka, jika tidak dibebani kewajiban qadha, namun cukup dengan fidyah. Di samping hal ini merupakan kebaikan untuk faqir dan miskin dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan materi.
  • Namun bagi ibu-ibu yang masa melahirkannya jarang, sebagaimana umumnya ibu-ibu di masa kita saat ini dan di sebagian besar negara Islam, tertutama di kota-kota, kadang-kadang hanya mengalami dua kali hamil dan dua kali menyusui selama hidupnya. Maka, bagi mereka lebih tepat pendapat jumhur, yakni qadha (bukan fidyah).”
Cara Membayar Fidyah

Dalam beberapa riwayat dari Ibnu Umar disebutkan bahwa fidyah puasa Ramadhan dibayarkan dengan 1 mudd (segenggam penuh tangan orang dewasa) burr (gandum terbaik). Sedangkan dalam riwayat Ibnu Abbas adalah 1/2 sha' = 2 mudd gandum. Berhubung tak ada nash juga dalam masalah ini maka banyak yang memilih pendapat Ibnu Abbas, yaitu 1/2 sha' bentuk bahan makanan menurut daerahnya masing-masing atau 1 1/2 kg makanan pokok (beras misalnya).

Dan tidak boleh diganti dalam bentuk uang karena dalil yang ada dalam ayat menunjukkan dalam bentuk makanan dan bukan uang, "... dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin ..." (QS Al Baqarah 184)

Fidyah ini boleh dibayarkan sekaligus atau dibayarkan setiap harinya kepada orang miskin, dengan syarat harus sudah melewati/melalui hari di mana tidak berpuasa.

Dalam sebuah riwayat dari Ayyub, ia berkata: "Anas bin Malik rahimahullah ketika sudah tua dan tak mampu puasa beliau membayar dengan cara mengundang 30 orang miskin untuk satu kali makan di rumahnya, dan itu adalah pembayaran untuk 30 hari tidak puasa" (HR Ad Daruquthni/2415)

Hukum Rukun Dan Syarat Puasa

Syarat wajib hukum rukun puasa ramadhan perlu kita ketahui dan pahami dengan baik agar nantinya amalan ibadah berpuasa kita baik ketika berpuasa sunnah maupun puasa wajib seperti halnya puasa di bulan ramadhan akan bisa dijalankan dengan baik serta didasari niatan yang ikhlas mengharap akan keridhoan Allah semata.

Sehingga nantinya puasa ramadhan kita selama 1 bulan penuh tidak akan sia-sia belaka hanya mendapatkan haus dan dahaga saja.

Menyambut datangnya bulan Ramadhan 1436 H 2015 M yang akan tiba beberapa waktu lagi, kita sebagai seorang muslim tentunya harus benar-benar melakukan persiapan menyambut bulan ramadhan. Persiapan fisik dengan menjaga kesehatan fisik dengan baik dan persiapan rohani untuk bisa menjalankan puasa dengan maksimal dan optimal.

Untuk itulah jangan lupakan pula mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Adab-Adab Dan Amalan Sunnah Puasa Ramadhan.

Pengertian puasa di dalam bahasa arab adalah sering disebut dengan istilah shaum. Sedangkan secara bahasa definisi makna arti puasa shaum ini adalah menahan diri dari makan dan minum serta pembatal-pembatal puasa lainnya. Hukum puasa ramadhan adalah wajib bagi tiap muslim tentunya.

Hukum Rukun Dan Syarat Puasa

Hukum Puasa

Hukum dalam menjalankan puasa ada beberapa. Yaitu ada yang mempunyai hukum wajib seperti halnya pusa ramadhan selama sebulan penuh. Ada juga yang berkedudukan sebagai puasa sunnah. Seperti halnya puasa sunnah senin kamis, puasa syawal dan puasa sunnah-sunnah lainnya.

Hukum puasa ramadhan adalah wajib. Dasarnya adalah Al-Qur'an di dalam surat Al Baqarah ayat ke 183. Yang artinya adalah :"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.". Inilah dalil kewajiban dalam menjalankan puasa ramadhan berdasarkan ayat Al-Qur'an.

Sedangkan dalil sunnah hadist tentang wajibnya berpuasa ramadhan ini terdapat pada salah satu hadist Rasulullah SAW yang artinya :"Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, menunaikan haji, dan berpuasa di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari Muslim).

Sehingga dengan wajibnya puasa yang satu ini adalah juga karena termasuk di dalam rukun Islam yang 5. Sehingga sebagai seorang muslim tentunya kita juga harus bisa menjalankan kelima rukun Islam tersebut. Sehingga di dalam Shahih Fiqh Sunnah disebutkan bahwasannya seseorang bisa jadi kafir jika mengingkari wajibnya hal ini. (rumaysho.com)

Syarat Wajib Puasa itu terdiri dari :
  • Islam.
  • Berakal.
  • Sudah mencapai baligh.
  • Mengetahui akan wajibnya berpuasa.
Sedangkan Wajibnya Pelaksanaan Puasa itu terdiri dari :
  • Sehat, tidak dalam keadaan sakit.
  • Menetap, tidak dalam keadaan bersafar (bepergian)
  • Suci dari haidh dan nifas
Syarat Sahnya Puasa

Syarat Sahnya Puasa

Ada dua hal yang termasuk di dalam syarat sahnya di dalam menjalankan ibadah puasa ini. Dua hal tersebut adalah :
  1. Dalam keadaan suci dari haidh dan nifas. Syarat ini adalah syarat terkena kewajiban puasa dan sekaligus syarat sahnya puasa.
  2. Berniat. Niat merupakan syarat sah puasa karena puasa adalah ibadah sedangkan ibadah tidaklah sah kecuali dengan niat sebagaimana ibadah yang lain. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya :"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya" (HR. Bukhari Muslim).
Yang dimaksud dengan syarat wajib penunaian ibadah amalan puasa adalah bahwasannya ketika ia mendapati waktu tertentu, maka ia dikenakan kewajiban puasa. Waktu dan keadaan tersebut adalah seperti yang tercantum diatas. (muslim.or.id) Dan apa saja syarat puasa? Jika seseorang memiliki syarat tersebut, maka ia berarti wajib menjalani puasa Ramadhan seperti tersebut di atas pula.

Rukun Puasa

Syarat Wajib adalah syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum melaksanakan suatu ibadah. Apapun jenis ibadah tersebut. Termasuk di dalamnya adalah ibadah puasa. Seseorang yang tidak memenuhi syarat wajib, maka gugurlah tuntutan kewajiban kepadanya. Sedangkan rukun adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam sebuah ibadah.

Rukun Puasa

Berdasarkan kesepakatan para ulama, yang termasuk di dalam rukun puasa itu sendiri adalah menahan diri dari berbagai pembatal puasa mulai dari terbit fajar (yaitu fajar shodiq) hingga terbenamnya matahari. Hal ini adalah berdasarkan pada apa yang terdapat di dalam Al-Qur'an.

Firman Allah Ta'ala yang menjadi dasar dalil rukun berpuasa ini adalah yang artinya :"Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam." (QS. Al Baqarah: 187).

Sedangkan dalil sunnah hadist Rasulullah SAW tentang rukun tentang niat adalah seperti yang tersebut di dalam sebuah hadist Nabi yang artinya :" Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya" (HR. Bukhari Muslim).

Untuk puasa wajib di bulan Ramadhan harus ada niat di malam hari (setelah matahari tenggelam). Jika niatnya dilakukan sebelum tenggelamnya matahari, maka tidaklah sah. Begitu pula jika baru berniat setelah masuk waktu fajar (Shubuh), juga tidaklah sah.

Kewajiban berniat di malam hari adalah berdasarkan hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dari Hafshoh (istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :"Barangsiapa yang tidak berniat sebelum fajar (Shubuh), maka puasanya tidak sah." (HR. Abu Daud).

Tips Cara Membina Keluarga Bahagia

Kiat menjadikan keluarga sakinah mawaddah dalam sebuah kehidupan keluarga telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupan beliau yang senantiasa dijadikan contoh dan suri tauladan bagi keseluruhan umat Islam di seluruh dunia sampai akhir jaman nanti. Karena memang menjaga keharmonisan kehidupan rumah tangga tidaklah semudah ketika kita mengatakannya. Teori memang mudah diucapkan, akan tetapi dalam praktekknya tidak semudah seperti yang dibayangkan.

Tujuan dan manfaat menikah dalam islam pada hakekatnya adalah menyatukan laki-laki beriman dengan perempuan beriman dalam suatu pernikahan dan sebuah hubungan keluarga agar nantinya dapat mencapai ketenangan, ketentraman dan kesuksesan hidup baik dunia maupun akherat nantinya, serta mendapatkan keturunan yang baik, yang nantinya akan senantiasa berjuang di jalan Allah dan berbuat banyak kebaikan kepada sesama manusia dan dapat memberikan manfaat yang banyak kepada manusia lainnya.

Tips Kita Cara Membina Keluarga Bahagia Menurut islam Dan Sunnah Rasulullah SAW

Tujuan Pernikahan Dalam Islam


Mengenai tujuan sebuah pernikahan dalam agama Islam adalah terdapat dalam dalil Al-Qur'an mengenai keutamaan menikah yaitu firman Allah Ta'ala yang artinya :"Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah ia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih (mawaddah) dan sayang (rahmah). Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kamu yang berfikir." (QS Ar Rum : 30: 21).

Makna arti sakinah mawaddah dapat diterangkan sebagai berikut. Mawaddah yaitu kasih sayang untuk memenuhi kebutuhan manusiawi dari sepasang suami istri dan juga islam telah mengajarkan dan memberikan tuntunan dalam rangka Adab Tuntunan Hubungan antara suami dan istri. Sang isteri akan melahirkan dan mengembangkan keturunan manusia yang bila menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah dalam kehidupan dunianya maka akan menjadi tabungan kebaikan kita nantinya di akherat aamiin...aamiin.

Selanjutnya timbul rahmah, yaitu rasa kasih sayang murni yang tumbuh dari jiwa yang paling dalam. Sehingga suami isteri merasakan kebahagiaan yang tidak bertepi dan ketenangan yang tidak berbatas, dan mereka ingin mengisi hari-hari dengan beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah dalam kehidupan suami istri termasuk menjalankan kewajiban sebagai suami dengan baik. Dan istri juga memjalankan kewajiban sebagai istri yang baik dalam mengurusi rumah tangga dan bersama-sama memberikan Pendidikan Agama kepada Anak.

Sesungguhnya hakekat kehidupan yang sakinah adalah suatu kehidupan yang dilandasi mawaddah warohmah (cinta dan kasih sayang) dari Allah subhanahu wata’ala Pencipta alam semesta ini. Yakni sebuah kehidupan yang diridhoi Allah, yang mana para orang-orang yang menjalani kehidupan tersebut senantiasa berusaha dan mencari keridhoan Allah dan rasulNya, dengan cara melakukan setiap apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dan rasulNya.

Maka kesimpulannya, bahwa hakekat sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah terletak pada realisasi/penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan mencari ridho Allah subhanahu wata’ala. Karena memang hakekat ketenangan jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan yang terbimbing dengan agama dan datang dari sisi Allah subhanahu wata’ala.

Cara Kiat Mencapai Kebahagiaan Kehidupan Rumah Tangga Secara Islami


Pembentukan kehidupan rumah tangga yang Islami dan selaras dengan nilai-nilai Islam yamg terdapat dalam Al-Qur'an Dan Sunnah (Al-Hadits) memang sudah selayaknya dan seharusnya kita lakukan sebagai umat islam. Landasan kita dalam beragama adalah dua petunjuk tersebut yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadist. Bila kita berpijak pada keduanya, maka tidak akan tersesat kehidupan kita baik kehidupan dunia maupun akherat kita.

Berikut beberapa hal yang bisa menjadikan tips membina keluarga sakinah mawaddah warahmah dalam keluarga yaitu diantaranya :
  • Memahami Makna Tujuan Pernikahan. Seperti yang diutarakan diatas mengenai dalil sebuah tujuan menikah yang tercantum dalam Al-Qur'an surat Ar Rum ayat ke 21. Kita tanamkan niatan yang benar bahwa pembentukan keluarga dalam bentuk pernikahan yang syah dan benar baik dalam agama maupun sah di dalam aturan negara dalam rangka pembentukan sebuah keluarga sakinah ialah rumah tangga yang dibina atas landasan taqwa, berpandukan Al-Quran dan Sunnah dan bukannya atas dasar cinta semata-mata. Walaupun memang cinta kepada lawan jenis adalah kodrat alami manusia, akan tetapi agama mengatur hal tersebut dengan aturan yang indah dan bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akheratnya.
  • Membentuk Rumah Tangga Untuk Menciptakan Kasih Sayang (Mawaddah Warahmah). Ini adalah merupakan cara membina keluarga bahagia dan sakinah selanjutnya. Tanpa adanya 'al-mawaddah' serta 'al-Rahmah', maka sebuah kehidupan masyarakat tidak akan dapat hidup dengan tenang dan aman terutamanya dalam lingkup kecil sebuah keluarga. Dua hal tersebut adalah merupakan pilar penting yang diperlukan karena sifat kasih sayang yang wujud dalam sebuah rumah tangga dapat melahirkan sebuah masyarakat yang bahagia, saling menghormati, saling mempercayai dan saling tolong-menolong dalam kebaikan. Tanpa kasih sayang, sebuah perkawinan akan hancur, kebahagiaan hanya akan menjadi impian semua saja. Dan ini adalah termasuk ciri kriteria keluarga bahagia sakinah mawaddah.
  • Menjalankan Kewajiban Hak Sebagai Suami Dan Istri Dengan Baik. Dalam Islam telah banyak diajarkan bagaimana hak seorang istri, kewajiban seorang istri. Apa saja yang menjadi bagian dari sebuah kewajiban seorang suami, apa hak-hak suami dalam rumah tangga. Bila kesemuanya bisa dijalankan dengan baik maka hal ini bisa menjadi jalan untuk menciptakan keluarga harmonis dalam sebuah lingkungan masyarakat. Sumber perpecahan dalam sebuah keluarga pada umumnya hanya menuntut akan hak-haknya sebagaia seorang istri atau suami, akan tetapi kewajiban sebagai suami atau istri tidak dijalankan dengan baik. Jadi harus ada keseimbangan dalam hal ini.
  • Memahami Kelebihan Kekurangan Pasangan Hidup. Ketika kita belum menikah, maka dalam pandangan mata kita calon pasangan kita adalah seseornga yang baik dan penuh dengan kelebihan, akan tetapi dengan berjalannya usia pernikahan dan perkawinan kita lambat laun akan melihat akan kekurangan pada diri pasangan hidup kita. Sadarilah manusia tidak ada yang sempurna. Kesempurnaan adalah Milik Allah semata. Dengan kita memahami akan kelebihan kekurangan pasangan kita, maka kita akan bisa saling mengisi dan menutupi kekurangan masing-masing dengan cara yang bijaksana.
Semoga dengan hal semacam ini, saya pribadi juga banyak dalam mengarungi kehidupan rumah tangga yang tentunya tidak akan terlepas dari masalah, cobaan. Baik dalam hal cobaan ujian ekonomi, cobaan anak, dan banyak cobaan kehidupan rumah tangga.

Tulisan ini saya sertakan dalam rangka tentang hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan suami istri terutama bagi para kaum wanita seperti yang ditulis dalam artikel yang mencerahkan dan memberikan banyak pelajaran yang disampaikan oleh sahabat Denaihati ~ Hidupkan Untuk Memberi dalam sebuah artikel mengenai Suami Istri Bukan Untuk Dimiliki.

Kemuliaan Keutamaan Bulan Muharram

Keutamaan puasa di bulan Muharram di dalam Islam telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam beberapa hadits beliau. Karena memang banyak juga keutamaan keberkahan kelebihan di bulan Muharram dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya ini bagi kita selaku umat Islam dan juga umat Rasulullah SAW.

Bulan Muharram adalah bulan mulia. Dalil mengenai hal ini adalah sebagaimana Allah berfirman dalam sebuah ayat dalam Al-Qur'an yaitu :
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu" (QS. At-Taubah : 36)
Kemuliaan Keutamaan Amalan Ibadah Bulan Muharram

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah dimana empat bulan dalam kalender Islam tersebut adalah, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Amalan Di Bulan Muharram

Amalan ibadah sunnah yang dianjurkan untuk diperbanyak di bulan penuh dengan kemuliaan ini adalah dengan menjalankan puasa muharram yaitu puasa tanggal 10 Muharram / Puasa Asyura. Adapun keutamaan dan pahala berpuasa asyura ini menggugurkan menghapus (dosa-dosa) satu tahun yang lalu. Hal ini berdasarkan atas dalil hadist Rasulullah SAW bahwasanya Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang shaum pada hari Asyura`, maka beliau menjawab :
"(Shaum tersebut) menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.” (HR. Muslim 1162).
Adapun ibadah yang dianjurkan secara khusus pada bulan ini adalah dengan memperbanyak puasa sunnah sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallohu ‘anhu, beliau berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
" Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram dan shalat yang paling utama setelah puasa wajib adalah sholat lail" (HR. Muslim no 11630).
Secara umum, puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan. Yaitu terbagi menjadi 3 :
  • Berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram.
  • Berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa pada tanggal : 9 dan 10, atau 10 dan 11. Ini yang dinamakan dengan puasa Tasua (9 Muharram) untuk membedakan dengan puasanya kaum yahudi.
  • Puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena ketika Rasulullah saw memerintahkan untuk puasa pada hari ‘Asyura para sahabat berkata: "Itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, beliau bersabda: "Jika datang tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan, akan tetapi beliau meninggal pada tahun tersebut." (HR. Muslim).

Peristiwa Bersejarah Di Bulan Muharram

  • Pada hari Asyura Allah Ta'ala telah menerima taubat Nabi Adam dan dosa Nabi Daud, juga kembalinya kerajaan Nabi Sulaiman pada hari Asyura dan kiamat kelak akan terjadi pada hari Asyura. Maka pada hari itu ( 10 Muharam) Nabi Adam dan Nabi Nuh a.s berpuasa Karena bersyukur kepada Allah bahwasannya taubat beliau diterima oleh Allah setelah beratus-ratus tahun lamanya memohon ampunan atas dosa-dosanya.
  • Pada 10 Muharam, adalah bersandarnya perahu Nabi Nuh a.s karena banjir yang melanda seluruh alam karena mengingkari Allah dan juga Nabi Nuh.
  • Pada tanggal ini Nabi Yunus keluar dari perut ikan Paus setelah tinggal di dalamnya selama 40 hari 40 malam.
  • Nabi Ibarahim dilahirkan pada tanggal 10 Muharram dan dan juga hari diangkatnya beliau menjadi Khalilullah (kekasih Allah) serta jga hari dimana Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari kejahatan api yang semuanya ini adalah perintah Raja Namrud.

Kepercayaan Masyarakat Terhadap Tanggal 1 Suro

Kepercayaan masyarakat jawa terhadap malam 1 syuro juga telah berkembang dari jaman nenek moyang sampai dengan sekarang ini. Ritual adat di malam 1 suro seperti halnya pada sebagian masyarakat mengadakan tirakatan pada malam 1 Suro , entah di tiap desa, atau tempat lain seperti puncak gunung dan lain-lain.

Sebagiannya lagi mengadakan sadranan di bulan suro berupa pembuatan nasi tumpeng yang dihiasi aneka lauk dan kembang lalu di larung (dihanyutkan) di laut selatan disertai kepala kerbau dengan keyakinan supaya sang ratu pantai selatan berkenan memberikan berkahnya dan tidak mengganggu. Peristiwa seperti ini dapat disaksikan di pesisir pantai selatan seperti Tulungagung, Cilacap dan lainnya.

Ada juga kepercayaan mengenai anggapan bulan suro adalah bulan sial. Sehingga sebagian dari mereka tidak berani untuk menyelenggarkan suatu acara terutama hajatan dan pernikahan. Bila tidak di~indah~kan akan menimbulkan dan juga berakibat pada petaka dan kesengsaraan bagi mempelai berdua dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Bulan suro adalah bulan penuh musibah, penuh bencana, penuh kesialan, bulan keramat dan sangat sakral. Itulah berbagai tanggapan masyarakat mengenai bulan Suro atau bulan Muharram. Sehingga kita akan melihat berbagai ritual untuk menghindari kesialan, bencana, musibah dilakukan oleh mereka yang masih meyakini akan hal ini.

Inilah kepercayaan-kepercayaan yang masih kental di masyarakat dan tentunya akan berbeda sangat jauh dengan akidah agama yang kita anut ini yaitu Islam.

Amalan Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Bulan Zulhijjah bagi umat Islam adalah besar artinya. Karena di dalam bulan tersebut adalah termasuk dalam bagian yang disebut dengan 4 bulan suci(Syahr al-Haram) dan tiga lainnya adalah bulan Dzulqa’dah, Bulan Muharram, dan Rajab.

Karena itulah kita juga perlu untuk mengetahui dan juga memahami akan eksistensi dan juga kemuliaan yang terdapat di dalam bulan ini serta juga mengamalkan amalan ibadah sunnah 10 hari pertama Dzulhijjah.

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang sangat agung dan dihormati, termasuk dalam bagian bulan-bulan Haram yang Allah sebutkan dalam al Quran yang artinya, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu berbuat zalim terhadap dirimu dalam bulan yang empat itu…" (QS. at-Taubah : 36).

Kaum Muslimin sepatutnya menyambut kedatangan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang kali ini bertepatan juga dengan tahun 2013. Hal ini dikarenakan Allah Ta'ala telah menjadikan hari-hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai "musim kebaikan" baik bagi para jamaah haji (yang sedang menunaikan ibadah haji) maupun bagi yang sedang tidak melaksanakan rukun Islam kelima tersebut.

Amalan Soleh 10 hari Pertama Dzulhijjah

Berikut beberapa amalan utama dan amalan sunnah pada bulan Dzulhijjah ini :

Menunaikan Ibadah Haji Di Tanah Suci.
Ibadah haji menunjukkan pengorbanan seorang hamba, dengan fisiknya, hartanya, waktunya. Maka tujuan terbesar ibadah haji bukanlah berwisata ataupun sekedar ingin mendapatkan titel "haji" di depan namanya, akan tetapi untuk beribadah kepada Allah dan mengharapkan ampunanNya.

Sehingga sekembalinya seorang sepulang menunaikan ibadah haji dan mendapatkan pahala kebaikan haji mabrur, kondisinya menjadi lebih baik dari sebelum berhaji, lebih merasakan nikmatnya beribadah, lebih dermawan, lebih mantap dalam akidahnya dan bertambah kebaikan-kebaikan lainnya.

Ibadah Haji adalah salah satu rukun Islam yang hanya bisa dilaksanakan di bulan Dzulhijjah ini. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Islam dibangun atas 5 perkara” di antaranya “berhaji ke baitullah" (HR Bukhari dan Muslim).

Selain berhaji kita juga disunnah untuk umrah. Karena memang kebaikan dan pahala haji dan umrah adalah besar selain harus juga diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Berikut ini adalah pahala kebaikan haji mabrur dan juga umrah yang tersebut dalam sebuah hadist dari Rasulullah SAW yang artinya, "Satu umrah ke umrah yang lain menghapuskan (dosa) yang dilakukan di antara kedua-duanya dan haji yang baik (mabrur) tiada baginya balasan melainkan syurga." (Muttafaq alaih dari Abu Hurairah).

Anjuran Memperbanyak Ibadah Pada Sepuluh Hari Pertama (Tanggal 1-10 Dzulhijjah).
Sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan dan kemuliaan yang besar. Disebutkan dalam sebuah ayat dalam Al Quran yang artinya : "Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr (89): 1-2).

Maka, amal-amal shalih apa pun bisa kita lakukan antara tanggal satu hingga sepuluh Dzulhijjah tersebut antara lain adalah dengan banyak bersedekah, shalat sunnah, shaum (puasa) 'kecuali pada tanggal sepuluh Dzulhijjah', silaturrahim, dakwah, jihad, dan lainnya. Memperbanyak berbuat amalan soleh di bulan ini. Amal-amal ini pada hari-hari itu dinilai lebih afdhal dibanding jihad, apalagi berjihad pada hari-hari itu, tentu memiliki keutamaan lebih dibanding jihad pada selain hari-hari itu.

Dalil sunnah berpuasa pada 10 hari pertama bulan dzulhijjah ini adalah berdasarkan hadist yang artinya : "Ada empat hal yang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum pernah meninggalkannya: puasa ‘Asyura, Al ‘Asyr (puasa 10 hari Dzulhijjah), puasa tiga hari tiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh. (HR. An Nasa’i, HR. Ahmad ).

Termasuk di dalamnya adalah dengan menjalankan puasa sunnah Arafah. Karena kebaikan pahala ketika melaksanakan Puasa Hari Arafah Bulan Dzulhijjah adalah Menghapuskan dosa tahun lalu dan tahun kemudian.

Hari Raya Idul Adha.
Hari raya qurban kita seringkali menyebutnya dan lazim dikenal di masyarakat kita. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha. Hari raya adalah hari ketika umat Islam bersenang-senang, dan bahkan bersenang-senang pada hari itu adalah sebuah ibadah yang berpahala di sisi Allah (tentunya bukan bersenang-senang dengan melakukan hal yang haram dan maksiat), betapa indahnya Islam.

Di antara yang menunjukkan indahnya Islam, adalah adanya sholat yang khusus dilaksanakan di pagi hari raya, sholat Idul Adha. Agar umat Islam benar-benar menyadari bahwa segala kenikmatan dan kesenangan yang mereka rasakan adalah karunia Allah, dan kewajiban mereka adalah senantiasa bersyukur dan memuji kebesaran Allah.

Hal yang penting untuk diperhatikan pula dalam pelaksanaan shalat Idul Adha, bahwa tidak ada shalat sebelum (qabliyyah) maupun sesudah (ba’diyyah) shalat Idul Adha. Ibnu Abbas mengatakan, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah ‘ied" (HR Bukhari Muslim).

Berqurban.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya, "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS. Al Kautsar 2). Ini adalah dalil mengenai sunnah untuk berqurban di hari raya idul adha.

Kalau kita perhatikan pada setiap hari raya Islam Idul Fitri dan Idul Adha) selalu ada perintah untuk beribadah dengan harta, Zakat Fitrah di hari raya Idul Fitri berupa makanan pokok dan daging sembelihan di hari raya Idul Adha.

Menjadi sebuah pelajaran bagi kita untuk senantiasa berbagi kesenangan kepada sesama, subhaanallah, betapa indahnya Islam. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghardik orang yang mampu berqurban tetapi tidak berqurban, "Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Baca juga sahabat tentang bagaimana memilih hewan qurban yang baik dan sehat di Syarat Kriteria Hewan Qurban menurut sunnah Nabi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Demikianlah beberapa hal yang berkaitan dengan keistimewaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dengan harapan kita semuanya sebagai bagian dari kaum Muslimin untuk dapat memanfaatkan momentum istimewa dengan amal ibadah yang bernilai istimewa. Dan kita dimudahkan untuk bisa menunaikan amalan-amalan sunnah pada bulan mulia ini aamiin..aamiin.

Syarat Kriteria Hewan Qurban

Memilih kambing yang sehat untuk qurban di hari Raya Idul Adha perlu juga untuk diketahui kita semuanya yang ingin berkorban sehingga pada akhirnya tujuan dan hikmah berqurban bisa kita raih dengan lebih sempurna. Karena memang ada beberapa kriteria hewan kurban yang harus dipenuhi sebelum kita membeli hewan yang akan kita potong dan sembelih di hari raya qurban 2013 yang sebentar lagi akan kita jumpai.

Memilih hewan yang terbaik untuk kurban menurut sunnah Nabi Rasulullah SAW adalah hewan yang gemuk, berwarna putih dan berharga dan sempurna. Inilah yang biasa menjadi pilihan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika sedang menunaikan kurban. Makin gemuk dan berharga tentu semakin utama dalam qurban. karena memang banyak hikmah dan keutamaan ibadah qurban itu sendiri bagi kita umat islam yang menunaikannya.

Dalil hewan qurban yang terbaik untuk berkurban adalah firman Allah Ta'ala yang artinya :…barangsiapa yang mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah maka sesungguhnya itu adalah berasal dari ketakwaan hati.” (Qs. Al Hajj: 32). Dan juga dalil hadist yang berbunyi : Abu Umamah bin Sahl mengatakan, "Dahulu kami di Madinah biasa memilih hewan yang gemuk dalam berqurban. Dan memang kebiasaan kaum muslimin ketika itu adalah berqurban dengan hewan yang gemuk-gemuk." (HR. Bukhari).

Ini juga berlaku juga untuk memilih hewan untuk aqiqah anak-anak kita. Karena memang hikmah aqiqah dan keutamaannya ini salah satunya adalah mengandung makna yang bersifat intrinsik sebagai sarana pendekatan (taqarrub) kepada Allah. Sementara di sisi lainnya Hikmah Aqiqah yang bisa kita dapatkan antara lain mengandung makna instrumental sebagai usaha pendidikan pribadi dan masyarakat ke arah komitmen atau pun pengikatan batin pada amal shaleh.


Untuk itulah berikut beberapa tips memilih kambing kurban yang perlu untuk dicermati :
  • Cari dan beli kambing yang sehat, dicirikan dengan ‘trengginas’ atau mata sehat dan kuat.
  • Cari bulu yang terlihat cerah.
  • Cari yang tidak berluka atau cacat.
  • Tubuhnya gemuk dan padat berisi.
  • Muda dan kuat. Daging yang muda akan lebih mudah dimakan dan enak.
Beberapa Syarat Hewan Qurban yang baik untuk disembelih antara lain adalah sebagai berikut :
1. Hewan kurbannya berupa binatang ternak, yaitu unta, sapi dan kambing, baik domba atau kambing biasa.
2. Telah sampai usia yang dituntut syari’at berupa jaza’ah (berusia setengah tahun) dari domba atau tsaniyyah (berusia setahun penuh) dari yang lainnya.
3. Bebas dari aib (cacat) yang mencegah keabsahannya, yaitu apa yang telah dijelaskan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. beberapa kriteria hewan yang tidak boleh untuk korban adalah sebagai berikut yang dikutip dari almanhaj.or.id :
  • Buta sebelah yang jelas/tampak.
  • Sakit yang jelas.
  • Pincang yang jelas.
  • Sangat kurus, tidak mempunyai sumsum tulang
Dan hal yang serupa atau lebih dari yang disebutkan di atas dimasukkan ke dalam aib-aib (cacat) ini, sehingga tidak sah berkurban dengannya, seperti buta kedua matanya, kedua tangan dan kakinya putus, ataupun lumpuh.

Hewan kurban tersebut milik orang yang berkurban atau diperbolehkan (di izinkan) baginya untuk berkurban dengannya. Maka tidak sah berkurban dengan hewan hasil merampok dan mencuri, atau hewan tersebut milik dua orang yang beserikat kecuali dengan izin teman serikatnya tersebut.
5. Tidak ada hubungan dengan hak orang lain. Maka tidak sah berkurban dengan hewan gadai dan hewan warisan sebelum warisannya di bagi.
6. Penyembelihan kurbannya harus terjadi pada waktu yang telah ditentukan syariat. Maka jika disembelih sebelum atau sesudah waktu tersebut, maka sembelihan kurbannya tidak sah.

Sedangkan hewan yang makruh untuk dikorbankan mempunya ciri dan kriteria sebagai berikut :
  • Telinga dan ekornya putus atau telinganya sobek, memanjang atau melebar.
  • Pantat dan ambing susunya putus atau sebagian dari keduanya seperti (misalnya putting susunya terputus).
  • Gila.
  • Kehilangan gigi (ompong).
  • Tidak bertanduk dan tanduknya patah.
Ada beberapa larangan bagi yang hendak berkurban yaitu Orang yang hendak berqurban dilarang memotong kuku dan memotong rambutnya. Yang dilarang untuk dipotong kuku dan rambutnya di sini adalah orang yang hendak qurban bukan hewan qurbannya. Dari Ummu Salamah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, "Apabila engkau telah memasuki sepuluh hari pertama (bulan Dzulhijjah) sedangkan diantara kalian ingin berqurban maka janganlah dia menyentuh sedikitpun bagian dari rambut dan kulitnya." (HR. Muslim).

Waktu Penyembelihan.
Waktu penyembelihan qurban adalah pada hari Idul Adha dan 3 hari sesudahnya (ini yang dinamakan dengan hari tasyriq). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap hari taysriq adalah (hari) untuk menyembelih (qurban).” (HR. Ahmad dan Baihaqi) Tidak ada perbedaan waktu siang ataupun malam. Baik siang maupun malam sama-sama dibolehkan. Namun menurut Syaikh Al Utsaimin, melakukan penyembelihan di waktu siang itu lebih baik. (Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi, hal. 33).

Kemudian, para ulama sepakat bahwa menyembelih qurban tidak boleh dilakukan sebelum terbitnya fajar di hari Iedul Adha. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat Ied maka sesungguhnya dia menyembelih untuk dirinya sendiri (bukan qurban). Dan barangsiapa yang menyembelih sesudah shalat itu maka qurbannya sempurna dan dia telah menepati sunnahnya kaum muslimin.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban.
Berikut adalah cara bagaimana menyembelih hewan untuk korban menurut sunnah yang dilansir dari muslim.or.id antara lain :
  1. Sebaiknya pemilik qurban menyembelih hewan qurbannya sendiri jika mampu menyembelih dengan baik.
  2. Apabila pemilik qurban tidak bisa menyembelih sendiri maka sebaiknya dia ikut datang menyaksikan penyembelihannya.
  3. Hendaknya memakai alat yang tajam untuk menyembelih.
  4. Hewan yang disembelih dibaringkan di atas lambung kirinya dan posisi kaki-kakinya ke arah kiblat.
  5. Leher hewan diinjak dengan telapak kaki kanan penyembelih, sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian pisau ditekan kuat-kuat supaya cepat putus.
Ketika akan menyembelih disyari’akan membaca bismillaahi wallaahu akbar ketika menyembelih. Untuk bacaan bismillah (tidak perlu ditambahi Ar Rahman dan Ar Rahiim) hukumnya wajib menurut Imam Abu Hanifah, Malik dan Ahmad, sedangkan menurut Imam Syafi’i hukumnya sunnah. Adapun bacaan takbir – Allahu Akbar – para ulama sepakat kalau hukum membaca takbir ketika menyembelih ini adalah sunnah dan bukan wajib. Kemudian diikuti bacaan :
  • hadza minka wa laka. (HR. Abu Dawud 2795) Atau
  • hadza minka wa laka ‘anni atau ‘an fulan (disebutkan nama shahibul qurban). atau
  • Berdoa agar Allah menerima qurbannya dengan doa, Allahumma taqabbal minni atau min fulan (disebutkan nama shahibul qurban) (Tata Cara Qurban Tuntunan Nabi)

Keutamaan Doa Dzikir

Tujuan Manfaat Berdoa dan Berdzikir bila dipahami dengan benar sesuai dengan tuntunan agama maka akan banyak manfaat yang akan kita peroleh darinya. Karena memang dzikir doa adalah merupakan sebaik-baik amalan yang mendekatkan diri seorang mukmin kepada Allah Rabb Pencipta Alam Semesta.

Ia merupakan kunci semua kebaikan yang diinginkan seorang hamba di dunia dan akhirat. Kapan saja Alah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kunci ini kepada seorang hamba, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala menginginkan ia membukanya.

Dan jika Allah menyesatkannya, maka pintu kebaikan terasa jauh darinya, sehingga hatinya gundah gulana, bingung, pikiran kalut, bahkan bisa sampai jatuh dalam keadaan depresi, lemah semangat dan keinginannya. Untuk itulah pentingnya kita mengenal akan keutamaan hikmah dzikir doa ini bagi kita selaku umat islam.

Pengertian dzikir secara bahasa adalah mengingat, arti dan maknya masih bersifat umum. Sedangkan dalam Islam berzikir mempunyai arti mengingat Allah Subhanahu Wa'ala. Sedangkan doa itu adalah ibadah. Hal ini berdasarkan atas sebuah dalil hadist yang artinya :"Doa adalah ibadah." (HR. Abu Daud, Tirmidzi). Dan memang antara berdzikir dan juga berdoa mempunyai kaitan dan hubungan yang erat di dalamnya.

Keutamaan Hikmah Doa Dzikir

Karena kita seringkali berdoa dan juga berdzikir secara bersamaan. Maka di dalam do’a terkandung dzikir sekaligus, karenanya do’a biasa disebut juga dengan dzikir oleh kebanyakan orang. Hal yang perlu dijelaskan di sini, bahwa semakin banyak dzikir kepada Allah Ta'ala dan memuji-Nya dalam berdoa, maka itu lebih baik dan utama serta lebih pantas untuk dikabulkan.

Manfaat Berdoa


Ada beberapa manfaat dan juga keutamaan kita berdoa kepada Tuhan Allah SWT yaitu diantaranya :
Menunjukkan Keagungan Kebesaran Allah Kepada hamba-hambaNya yang lemah.
Dengan doa seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah yang memberinya nikmat, yang menerima taubat, yang memperkenankan dan mengabulkan doa-doanya. Allah Ta'ala berfirman yang artinya :
" …atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati-Nya" (QS. An Naml:62).
Tak ada satupun anugerah yang boleh diberikan kecuali oleh Allah swt yang Maha Pemberi, yang membuka pintu harapan bagi hamba-hamba-Nya yang berdosa sehingga sang hamba tidak dihadapkan pada keputus asaan. Bukankah Allah swt berjanji akan selalu mengabulkan doa hamba-hambaNya?
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (QS Ghafir : 60)
Janji Allah untuk mengabulkan doa kita merupakan tahrid (motivasi) untuk kita semuanya sebagai hambaNya untuk bersegera berbuat baik, dan juga mengandung arti makna tarbiyah (mendidik) agar kita mengakui dan merasakan nikmat Allah sehingga jiwa kita semakin terdorong untuk selalu bersyukur. Karena memang begitu besar arti dan manfaat Keutamaan Syukur kepada Allah. Sebab rasa syukur itu pula yang mendorongnya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah.

Doa Mengajarkan Kepada Kita Rasa Malu.
Karena di dalam hakikat arti doa itu adalah akan mengajari kita agar merasa malu kepada Allah. Sebab manakala ia tahu bahwa Allah akan mengabulkan doa-doanya, maka tentu saja ia malu untuk mengingkari nikmat-nikmatNya.

Bahkan manakala manusia sudah berada dalam puncak keimanan yang kuat sekalipun, maka ia akan lebih dekat lagi (taqarrub) untuk mensyukuri nikmat-Nya. Hal ini dicontohkan oleh nabi Sulaiman as. ketika berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi." (QS. An Naml : 35).

Keutamaan Kemuliaan Berdzikir Dan Berdoa


Ada beberapa hal yang akan kita dapatkan di dalam hikmah serta keutamaan dan kemuliaan doa dalam Islam yaitu diantaranya :
  • Doa Adalah Ibadah. Hal ini berdasarkan atas Al-Qur'an yang artinya adalah :"Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." [QS. Ghafir : 60]. dan juga : "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku,maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu.Maka, hendaklah mereka memenuhi ( segala perintah )Ku dan hendaklah mereka selalu dalam kebenaran."( QS. Al-Baqarah : 186 ). Berdoa kepada Allah adalah memperlihatkan sikap berserah diri dan membutuhkan Allah, karena tidak dianjurkan ibadah melainkan untuk berserah diri dan tunduk kepada Pencipta serta merasa butuh kepada Allah.
  • Doa adalah ibadah yang paling mulia di Sisi Allah Ta'ala. Hal ini berdasarkan dalil hadist dari Rasulullah SAW yang berbunyi : dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak ada sesuatu yang paling mulia di sisi Allah daripada doa". (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah ).
  • Doa Menunjukkan Tawakal Kepada Allah. Hal itu dikarenakan orang yang berdo’a dalam kondisi memohon pertolongan kepada-Nya, menyerahkan urusan hanya kepada-Nya bukan kepada yang lain-Nya. Sebagaimana juga berdoa adalah bagian dari bentuk ketaatan kepada Allah dan bentuk pemenuhan akan perintah-Nya. Jadi doa, berusaha berikhtiar dan pada akhirnya tawakal kepada Allah adalah merupakan bagian satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.
  • Menjadikan Hati Menjadi Tenang. Ini adalah merupakan salah satu manfaat berdoa kepada Allah. Firman Allah yang mengisyaratkan dan memberikan bahwasannya dengan berdoa dan berdzikir akan bisa memberikan ketenangan adalah ayat Al-Qur'an yang berbunyi :"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. ( QS. Ar Ra’du : 28). Dan dengan doa serta dzikir akan bisa memberikan dan juga mendapatkan keutamaan serta faedah yang sangat banyak di dunia dan akhirat bagi yang senantiasa mengamalkannya.
  • Dzikir Menghapus Dosa dan Menyelamatkannya Dari Adzab Allah Ta'ala. Karena pada hakekatnya di dalam do'a dzikir itu terdapat kebaikan yang besar dan kebaikan adalah untuk menghapus dosa dan menghilangkannya. Tentunya, hal ini dapat menyelamatkan orang yang berdzikir dari adzab Allah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang artinya :"Tidaklah seorang manusia mengamalkan satu amalan yang lebih menyelamatkan dirinya dari adzab Allah daripada dzikrullah".( HR. Ahmad ).
  • Banyak Berdzikir Menjauhkan Dari Sifat Munafik. Karena tentunya orang yang mempunyai sifat munafik sangat sedikit dalam hal berdoa dan juga berdzikir. Hal ini berdasarkan atas firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit sekali. ( QS. An Nisa' : 142 ).
Doa adalah dua macam yaitu doa ibadah dan doa permohonan. Kedekatan Allah dengan hamba-Nya terbagi dua macam yaitu ; kedekatan ilmu-Nya dengan setiap mahluk-Nya dan kedekatan dengan hamba-Nya dalam memberikan setiap permohonan, pertolongan dan taufik kepada mereka.

Ya Tuhanku,sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri.Karena itu, ampunilah aku. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmatMu dari ( tipu daya ) orang-orang kafir. Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri ( kepadaMu ).

Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya adalah kebinasaan yang kekal. Ya Tuhan Kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah ikuti Rosul. Karena itu, masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang menjadi saksi ( atas keesaan Allah ).Ya Tuhanku, terimalah tobatku, karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Pengampun. Aamiin...aamiin.

Adab Sunnah Puasa

Adab-Adab Amalan Sunnah Puasa Ramadhan bila kita kerjakan dengan niatan yang ikhlas serta dilaksanakan dengan baik tentunya akan meningkatkan kadar kebaikan dan amalan ibadah yang kita kerjakan asalkan sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Dan termasuk dalam puasa ramadhan ini ada beberapa adab amalan puasa ramadhan yang perlu kita ketahui dan dipahami dengan baik demi kesempurnaan menjalankan puasa bulan ramadhan yang kita laksanakan.

Kewajiban menjalankan puasa ramadhan ini telah Allah jelaskan dalam Al-Qur'an yaitu : "Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa." (Al-Qur'an Surah Al-Baqarah: 183).

Adab Sunnah Puasa Rasulullah SAW

Ada beberapa sunnah dan adab-adab berpuasa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para umatnya. Dan sebagai Umat Islam dan Umat Nabi Muhammad SAW kita wajib menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah tersebut.

Sunnah Dalam Puasa Ramadhan antara lain adalah :

1. Menyegerakan Berbuka Puasa.
Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW tentang segera berbuka puasa yaitu : "Manusia senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Muttafaq ’alaihi).

2. Makan Sahur.
Mengakhirkan sahur sampai akhir waktu malam, selama tidak dikhawatirkan terbit fajar. Karena didalam sahur terdapat banyak keberkahan karena hal ini berdasarkan atas hadist Rasulullah SAW yang artinya :" Bersahurlah karena di dalam sahur itu adalah berkah." (HR. Muttafaq ’alaihi).

3. Berdoa Ketika Berbuka Puasa.
Doa buka puasa ini memang seharusnya kita selaku umat islam untuk mengamalkannya ketika akan mulai berbuka puasa. Karena doa orang berbuka puasa adalah merupakan doa yang makbul dan tidak ditolak.

Hal ini berdasarkan atas penjelasan hadist Rasulullah SAW mengenai doa buka puasa yaitu :"Tiga orang yang tidak ditolak do’a mereka, yaitu : seorang yang berpuasa ketika berbuka, seorang imam yang adil dan do’a orang yang teraniaya." (HR. Imam Turmudzi).

Doa buka puasa contohnya adalah : "Ya Allah hanya untuk-Mu aku beupuasa, dengan rizki anugerah-Mu aku berbuka. Mahasuci Engkau dan segala puji bagi-Mu. Ya Allah, terimalah amalku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

4. Berbuka Dengan Kurma Segar.
Jika tidak punya maka bisa berbuka dengan kurma kering, dan jika tidak punya cukup dengan air saja.

Demikian tadi beberapa contoh kecil sunnah Nabi Rasulullah SAW ketika berbuka puasa.

Dan berikut adalah beberapa adab ketika menjalankan puasa sunnah maupun puasa Ramadhan yaitu :
  • Menjaga lisan dari perkataan dusta, menggunjing, mengadu domba dan hal-hal lain yang bisa menambah dosa melalui lisan. Untuk itulah pentingnya kita menjaga lisan ketika sedang berpuasa.
  • Menjaga anggota tubuh kita dari perbuatan dosa dan maksiat.
  • Menjaga pandangan dan mata kita dari perbuatan dosa, menundukkan pandangan misalnya.
  • Memperbanyak bacaan Al-Qur'an.
  • Memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah, terlebih bila dilakukan dalam bulan suci ramadhan.
Ya Allah, indahkanlah batin kami dengan ikhlas untuk-Mu, perbaikilah amal perbuatan kami dengan mengikuti rasul-Mu dan beradab dengan adab-adabnya. Ya Allah, bangunkanlah kami dari kelalaian dan selamatkanlah kami dari kekhilafan, ampunilah segala dosa dan kesalahan kami.

Ampunilah kami, kedua orang tua kami dan semua kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat, dengan rahmat-Mu wahai Yang paling penyayang dari orang-orang yang penyayang. Semoga rahmat dan keselamatan Allah selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.