Penyakit campak ini atau juga dikenal dengan nama lain seperti measles, rubeola, morbili. Dan waktu kecil saya mengenal dengan nama umum dan awamnya adalah gabag/gabagan. Pengertian campak menurut WHO adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38 derajat C atau lebih dan disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah. Demikian salah satu definisi dari penyakit campak ini.
Penyebab Campak ini adalah sejenis virus yang disebut dan masuk dalam golongan Paramyxovirus. Dalam genus Morbillivirus. Cara penularan campak adalah infeksi droplet udara (air borne disease) menempel dan berbiak. Infeksi mulai saat orang yang rentan menghirup percikan mengandung virus dari secret nasofaring pasien campak. Droplet udara maksudnya adalah melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak.
Karena penyebabnya adalah sejenis virus, maka hal ini berkaitan erat dengan ketahanan daya tahan tubuh. Bila tubuh kita sedang lemah dan daya tahan tubuh menurun akan mudah sekali tertular penyakit campak ini. Morbili pada anak ini pada akhirnya juga akan meningkatkan daya kekebalan bila telah terkena penyakit ini. Itulah sebabnya setelah sekali anak terkena penyakit menular, ia akan memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut sepanjang hidupnya. Termasuk dalam hal ini adalah penyakit rubeola/campak ini.
Bagaimana cara kita mengenali bahwa seseorang telah terkena penyakit campak ini. Ada beberapa tanda gejala penyakit campak ini pada mulanya diawali dengan flu berat, batuk dan mata berair, kemudian diikuti dengan timbulnya bercak putih dimulut ( bintik koplik ). Anak akan terlihat tidak nyaman, terjadi demam tinggi. Ruam akan mulai muncul pada hari ketiga atau keempat. Bintik-bintik akan memerah dan semakin banyak, tetapi tidak menimbulkan gatal. Campak akan sangat menular dan biasanya berlangsung seminggu. Maka campak adalah jenis penyakit yang menular.
Meski campak bisa berpotensi menjadi penyakit virus yang serius, tapi biasanya jarang terjadi karena umumnya anak pada masa sekarang ini sudah mendapatkan suntikan dan vaksinasi imunisasi MMR pada umur berkisar 12-15 bulan. Masa kritis penularan adalah sejak beberapa hari sebelum muncul ruam sampai lima hari setelah ruam lenyap.
Keluhan yang umum penderita campak akan muncul adalah kemerahan yang timbul pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar keseluruh tubuh. Selain itu, timbul gejala seperti flu disetai mata berair dan kemerahan ( konjungtivitis ). Setelah 3-4 hari kemerahan mulai menghilang dan berubah menjadi kehitaman yang akan tampak bertambah dalam 1-2 minggu dan apabila sembuh kulit akan tampak seperti bersisik.
Pengobatan campak dan perawatan campak ini adalah sifatnya hanya suportif. Karena penyebab virus maka bila daya tahan tubuh yang lemah maka anak yang kena campak dalam kondisi pemenuhan gizi yang kurang maka hal ini bisa menyebabkan komplikasi campak yang akan bisa memburuk.
Penanganan campak pada anak pada umumnya adalah dengan pemberian cairan yang adekuat, pemberian antipiretik (penurun panas) da pemberian vitamin. Akan tetapi bila pansa berlanjut dan pada anak timbul kejang maka harus segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
Pemberian cairan ini bisa dengan memberikan banyak minum (air hangat akan dapat membantu meredakan batuk) dan berikan pula parasetamol khusus anak (baca usia yang dianjurkan berbentuk syrup) untuk menurunkan suhu tubuh. Vaselin akan melindungi kulit di sekitar bibir. Basuh kerak pada pinggir mata, dan gelapkan kamar bila cahaya mengganggunya. Karena penyakit campak ini berasal dari virus, tidak dapat diobati dengan antibiotik, tetapi biasanya medis (dokter) mungkin memberinya untuk infeksi sekunder yang menyertai campak tersebut.
Pencegahan campak dapat dilakukan dengan imunisasi. Yaitu dengan imunisasi campak. Diberikan pada bayi usia 9 bulan, pemberian vaksin dibawah umur 9 bulan kurang efektif karena bayi masih mendapatkan proteksi kekebalan dari ibu. Selain itu ada juga jenis vamsin lainnya yaitu vaksin kombinasi MMR ( Measles, Mumps, Rubella), dilakukan pada usia 12-15 bulan dan diulang ketika sang anak menginjak usia 4-7 tahun.
Ada beberapa komplikasi campak yang bisa terjadi. Diantaranya yaitu infeksi telinga dan paru-paru, muntah dan diare dapat terjadi dua hari setelah ruam muncul. Penyakit ini juga beresiko kecil menyebabkan pneumonia atau ensepalitas, gangguan pada paru-paru atau telinga.
oh, jadi infeksi telinga dan paru-paru bisa jadi biang kerok komplikasi campak ya mas.
ReplyDeletedan berarti ingsyaAlloh aku sudah ga bakalan kena lagi ya kalau gitu, kaena waktu kecil dulu, aku sudah pernah kena, malah satu kampung semacam wabah gitu
kebetulan anak saya belum 9 bulan sob, jadi siap-siap bisa diimunisasi yah, trims sob sudah berbagi artikel yang bermanfaat ini
ReplyDeleteini seumur hidup hanya sekali ya mas
ReplyDeleteketika masih kecil...saya ingat bahwa mantri dari dinas kesehatan yang mendatangi rumah-rumah penduduk untuk mengimunisasi para balita agar terhindar dari campak, namun sekarang...orang-orang dinas kesehatan sudah tak pernah lagi mengunjungi rumah-rumah penduduk untuk imunisasi...maunya mereka penduduklah yang mendatanginya :)
ReplyDeleteAlhamdulillah saya sudah diimunisasi campak.
ReplyDeletesaya kerap grogi saat ada gejala campak pada anak-anak saya. gejalanya saya pikir mirip DB. tapi ternyata berbeda sekali ya Mas. syukurlah, saya jadi tau banget nih. maksih Mas Ferry.
ReplyDeletesaya juga jadi tau. kita sama-sama baru tau ya Bang..hehehehe
Deletealhamdulillah mas,anak saya imnisasinyasudah komplit mas,termasuk saya juga.katanya sih...terima kasih ya sudah brbagi info.
ReplyDeleteAnak-anak saya sudah pun terkena penyakit campak ini.
ReplyDelete